Beda Hotel dan Airbnb

Airbnb


Akhir-akhir ini dengan adanya ponsel pintar banyak aplikasi yang bisa kita install ke dalamnya. Mulai dari game, pemesanan fastfood, platform blog, platform penulisan dan keuangan, booking berbagai tiket, hingga akomodasinya sekalian. Bagi teman-teman yang sering bepergian, entah untuk urusan pekerjaan atau wisata, pemesanan akomodasi biasanya berupa hotel atau losmen.
Tentunya jenis, standar, dan harga sewa tergantung dari lokasi dan kelas hotel tersebut. Hotel sekelas budget hotel tentunya berbeda dengan hotel bintang lima. Website pemesanan hotel, misalnya Booking.com, Agoda, Klikhotel, adalah beberapa contoh dari website yang menampilkan berbagai pilihan hotel dengan berbagai bintang, lokasi, dan harga. Rasanya hampir semua hotel terdaftar kedalam website-website tersebut. Beberapa bahkan menawarkan diskon untuk menarik konsumen.

Sejarah Airbnb

Kira-kira akhir tahun 2007, Brian Chesky bersama temannya, Joe Gebbia mempunyai ide menyewakan ruang dalam apartemennya untuk orang-orang yang akan hadir pada suatu event di kota San Francisco.
Seperti kita ketahui, pada beberapa event yang diselenggarakan di suatu kota, hotel-hotel sering fully booked. Fasilitas yang ditawarkan oleh Brian Chesky mulanya hanyalah kasur air, atau Air Bed. Kemudian berkembang dengan menyediakan sarapan, atau Breakfast. Oleh sebab itu situs mereka kemudian bernama Airbnb, dari Airbed and Breakfast.
Start up bisnis mereka kemudian menarik YCombinator, sebuah perusahaan incubator bisnis, untuk memberikan pelatihan dan pendanaan. Sampai sekarang Airbnb telah melebarkan sayapnya bukan hanya menyewakan kamar untuk menginap, tetapi hingga rumah, apartemen, kapal pesiar, dan lain-lain. Pihak-pihak yang bergabung pun sudah lebih dari 500.000 rumah dan kamar, melayani lebih dari 8,5 juta orang di 33.000 kota, di 191 negara termasuk Indonesia.

Konsep Airbnb

Sebenarnya seperti apa sih konsep Airbnb tersebut, sampai sempat diragukan keberhasilannya? Konsep Airbnb sebenarnya hanyalah menyewakan kamar atau hunian bagi orang lain. Fasilitas yang ditawarkan mungkin mirip hotel, bahkan mungkin lebih dari hotel dengan standar sejenis, tetapi dimiliki perorangan dengan membayar sewa.
Memang sih karena pemilik bergabung melalui website Airbnb maka pembayarannya melalui website, biasanya dengan kartu kredit. Pemilik hunian mendapatkan uang sewanya setelah konsumen menginap dan segala sesuatunya berjalan lancar.
Sedangkan hotel intinya adalah sebuah perusahaan, ada manajemen, karyawan, ada standar yang harus dipenuhi, serta kualitas yang harus dipertahankan. Banyak ulasan dari pihak-pihak yang mengerti perhotelan, bahwa Airbnb sebetulnya adalah hotel illegal.
Karena apa?
Karena pelakunya adalah pribadi yang memiliki hunian, atau kamar lebih, kemudian berperan seolah-olah hotel.
Disisi lain data tamu dan kontribusi pajak tidak sertamerta membantu tingkat okupansi hotel serta pendapatan daerah setempat. Apalagi ruang yang disewakan pun beragam, tergantung dari host yang mendaftar ke Airbnb.
Ada yang menyewakan seluruh rumah, ada yang kamar saja, bahkan ada yang kamarnya berbagi dengan pemilik rumah (shared bedroom).
Bisa jadi bahkan shared bed. Berbagi tempat tidur.

Airbnb Lebih Murah?

Lepas dari itu, bagi traveler, Airbnb menjadi pertimbangan pilihan akomodasi, biasanya karena lebih murah dari hotel. Apalagi bagi traveler yang bepergian bersama keluarga, menyewa apartemen yang dilengkapi dapur melalui Airbnb, tentunya lebih murah daripada di hotel yang kapasitas hunian per kamar terbatas.
Walaupun ada penelitian yang membandingkan beberapa kota, bahwa ternyata tidak semua Airbnb lebih murah daripada menginap di hotel. Selain itu, kamar yang disewakan oleh pemilik paling satu atau dua, dan ada host yang memang tinggal di rumah tersebut.
Maka akomodasi melalui Airbnb menjadi pilihan traveler yang ingin mendapatkan pengalaman tinggal bersama keluarga dengan suasana homy.
Lihat saja, motonya adalah “serasa di rumah dimana saja”.
Pengalaman ini tentunya tidak akan diperoleh bila menginap di hotel. Tentu saja, ada pemilik hunian yang ramah, ada pemilik yang jutek. Beda dengan hotel, seluruh karyawan hotel memang disetting harus ramah ke konsumen.
Bagi traveler yang akan menggunakan fasilitas Airbnb perlu kehati-hatian dan harus memperhatikan review dari pengguna-pengguna sebelumnya. Ada yang menyarankan, reviewnya tidak dari sedikit pengguna, tetapi dari banyak pengguna. Beberapa kasus bahkan terjadi pelecehan, terutama bagi solo traveler perempuan.

Cara Memesan Airbnb

Langkah-langkah mendaftar ke Airbnb:

airbnb


1. Log in, bisa melalui email, Google, atau Facebook.
2. Mirip dengan cara booking di website hotel, kita akan ditanya, kota tujuan.
3. Setelah itu muncul, tanggal check in dan check out.
4. Lalu pilihan, seluruh rumah/ apartemen, kamar pribadi, dan kamar bersama.
5. Untuk memudahkan, terlampir di layar kanan, peta kota bersangkutan.
6. Klik filter untuk memudahkan memilih, misalnya rentang harga, luas kamar, tentang hostnya, lingkungan, fasilitas, tipe properti, dan bahasa pengantar.
7. Kemudian kontak ke host. Biasanya melalui email, untuk menanyakan hal-hal yang lebih detail. Misalnya letak kunci, bila host tidak tinggal di rumah tersebut.
8. Sebelum menentukan pilihan dan membayar, kontaklah ke beberapa host untuk mencari perbandingan.
9. Bila telah memutuskan pilihan, baru lakukan booking. Cek tata cara pembayaran, cari tahu juga apakah ada kemungkinan dilakukan pembatalan. Beberapa artikel menyarankan kita memilih yang bisa dilakukan pembatalan, supaya kalau tidak cocok, uang kita masih bisa kembali.
10. Airbnb juga menawari untuk memberi tahu calon host lain yang tidak jadi dipesan. Isinya otomatis, tinggal klik.
11. Setelah menginap sesuai jadwal dan check out, Airbnb akan meminta review Anda.
Nah, siap jalan-jalan dan mencari penginapan yang sesuai?
Airbnb bisa dicoba.

Sumber:
http://www.finansialku.com/kisah-sukses-brian-chesky-pendiri-airbnb/
http://www.travelingprecils.com/2014/09/mencari-dan-memesan-penginapan-dengan.html

diedit 15 Juli 2019

Bandung, 2017
Diberdayakan oleh Blogger.